Jumat, 10 Mei 2013

Fesyen dan Desainer Italia


Di era modern sekarang ini, mungkin Italia-lah negara terdepan dalam urusan desain dan fesyen. Fesyen, selalu menjadi bagian terpenting dari kehidupan orang Italia. Mereka, baik wanita maupun pria, selalu memperhatikan penampilan dan cara berpakaian. “La bella figura”, atau kesan yang indah, adalah ciri sekaligus kultur masyarakat Italia. Menggunakan fesyen dengan desain terbaik, merupakan salah satu cara mereka untuk mengungkapkan diri kepada lingkungan.

Menurut sejarahnya, desain Italia sudah terkenal sejak 1000 tahun lampau. Pada masa itu kota-kota utama seperti Venesia, Milan, Firenze, Vicenza, dan Roma, mulai memproduksi jubah, perhiasan, tekstil, sepatu, kain, hiasan, dan gaun-gaun yang rumit. Namun sejak abad ke-17 hingga awal abad ke-20, fesyen Italia kehilangan pamornya. Perannya digantikan oleh Prancis yang kemudian menjadi trendsetter di Benua Eropa. Naiknya popularitas Prancis, dikarenakan gaun-gaun mewah yang dirancang untuk istana Louis XIV. Namun setelah Perang Dunia II, sekolah-sekolah mode Italia segera menyalip ketenaran desain Prancis. Dan label seperti Ferragamo dan Gucci, mulai bersaing dengan Chanel dan Dior. Berdasarkan data Global Language Monitor yang dirilis pada tahun 2009, Milan menduduki peringkat teratas sebagai kota mode dunia, sedangkan Roma berada di urutan keempat. Dengan pencapaian tersebut, berarti dua dari lima pusat mode dunia saat ini berada di Italia.
Beberapa brand Italia yang cukup ternama antara lain : Gucci, Armani, Emilio Pucci, Valentino, Prada, Dolce & Gabbana, Ferragamo, Roberto Cavalli, Trussardi, Versace, Krizia, Etro, Miu Miu, Laura Biagiotti, Max Mara, Fendi, Moschino, Missoni, Bottega Veneta, Benetton, dan Brioni. Italia juga merupakan rumah bagi banyak majalah fesyen, seperti Grazia, Vogue Italia, Amica, Flair, dan Gioia. Selain itu merek perhiasan seperti Luxottica dan Bvlgari, adalah dua diantara yang paling penting di dunia.
 
Sejarah Fesyen Italia

Di abad ke-17, fesyen Italia mengalami degradasi dan kebangkrutan. Hal ini menjadi titik balik bagi para perancang Prancis untuk mengambil alih kendali, dan menempatkan Paris sebagai kiblat mode dunia. Beberapa faktor penyebab turunnya aktifitas desain di Itali adalah semakin berkurangnya tanah yang bisa menghasilkan kapas. Pada waktu itu, lebih banyak lahan yang dipergunakan untuk kegiatan industri logam, manufaktur, dan mebel.Seperti kita ketahui, Italia dikenal sebagai tempat lahirnyarenaissance, yakni era kebangkitan bangsa Eropa. Kala itu seni, musik, pendidikan, keuangan, filsafat, berkembang dengan pesat. Dan bersamaan dengan itu pula, adibusana menjadi sangat populer. Pada abad ke-15 dan 16, desainer Italia banyak terpengaruh oleh karya Michelangelo, Leonardo da Vinci, Raphael, dan Botticelli. Produk mereka saat itu terkenal sangat mahal dan boros. Aksesoris seperti beludru, brokat, pita, dan permata, menjadi bagian penting dari rancangan busana mereka.

25 Februari 1951, pengusaha Italia Giovanni Battista Giorgini, menggelar peragaan busana di Firenze. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan pamor Italia sebagai trendsetter fesyen internasional. Dalam jangka waktu tak begitu lama, apa yang dilakukan Giovanni itu berbuah manis. Label-label Italia mulai banyak dicari orang. Dan hasil kreasi mereka sering diasosiasikan dengan produk berkualitas. Tahun 1960, desain tas rancangan Gucci menarik perhatian selebriti dunia. Nama-nama beken seperti Grace Kelly, Peter Sellers, Audrey Hepburn, dan Jacqueline Onassis, adalah beberapa artis top dunia yang menggunakan produk tersebut. Sejak itu merek Gucci dengan logo monogram “GG”, segera identik dengan Hollywood yang parlente.

Hingga tahun 1970, perancang Italia hanya mendesain pakaian untuk orang-orang kaya dan terkenal. Namun setelah itu fesyen segera diproduksi secara massal. Produk-produk seperti jins, legging, dan rok mini, yang dulunya monopoli kaum selebriti, kini juga dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan. Di era 1990, label pakaian baru seperti Miu Miu dan Geox mulai muncul di seantero jagat. Serta beberapa figur terkenal masa itu seperti Elton John, Naomi Campbell, Lady Gaga, Victoria Beckham, Madonna, Britney Spears, Rihanna, Christina Aguilera, dan Putri Diana, adalah klien utama dari berbagai merek fesyen Italia seperti Dolce & Gabbana, Gucci, dan Versace.
Hari ini, Milan dan Roma adalah kiblat mode — tak hanya bagi Italia, namun juga untuk seluruh dunia. Mereka bersaing dengan kota-kota lainnya seperti London, Paris, dan New York City. Di Italia, beberapa distrik utama belanja fesyen antara lain : Via Montenapoleone dan Galleria Vittorio Emanuele (Milan), Via dei Condotti (Roma), dan Via de Tornabuoni (Firenze).
 
Desainer Papan Atas

Giorgio Armani lahir di Piacenza pada tanggal 11 Juli 1934. Menurut sebagian orang, dia merupakan salah satu alasan mengapa akhirnya Milan menjadi pusat mode dunia. Pada tahun 1975, dia mendirikan House of Armani. Salah satu dari sedikit rumah mode yang mampu mengembangkan tujuh sub-label, dengan jaringan retail tersebar di lebih dari 37 negara. Armani merupakan perancang busana yang memiliki ketertarikan terhadap dunia olahraga. Minatnya itu telah mengantarkannya sebagai seorang desainer kaos olahraga terbesar saat ini. Salah satu klub sepak bola yang mengenakan hasil rancangannya adalah Chelsea F.C. Selain itu Armani juga dipercaya mendesain seragam kontingen Italia untuk Olimpiade 2012 mendatang. Disamping bisnis fesyen, kini Armani juga mengelola tujuh buah hotel mewah dan resort. Salah satu hotelnya yang terkenal berada di bangunan tertinggi dunia, Burj Khalifa Dubai. Menempati 39 lantai terbawah, Armani menyediakan 160 guest room and suite, serta 144 residence. Pada tahun 2001, majalah mode Vogue menempatkannya sebagai tokoh adibusana tersukses di Italia.Italia, selain dikenal dari makanannya, liga Serie-A dan mafia, juga ternama sebagai kiblat fesyen dunia. Majunya industri mode disana, disebabkan oleh banyaknya ahli desain dan adibusana yang dilahirkan negeri ini. Beberapa nama yang cukup terkenal antara lain Giorgio Armani, Gianni Versace, Salvatore Ferragamo, Guccio Gucci, Mario Prada, Franco Moschino, dan Ermenegildo Zegna. Untuk mengenal sepak terjang mereka di dunia fesyen, berikut sekilas profil terpilih dari tiga desainer papan atas : Armani, Versace, dan Ferragamo.

Gianni Versace lahir di Reggio Calabria, 2 Desember 1946. Karirnya di dunia fesyen bermula ketika ia membantu ibunya mencari batu-batu berharga untuk disulam menjadi gaun. Semasa kecil ia lebih memilih menghabiskan waktu di ruang kerja milik sang ibu. Disini ia mulai mengenal bahan, mempelajari pola, dan menjahit baju pesanan pelanggan. Setelah lulus sekolah, Gianni pindah ke Milan dan bekerja sebagai desainer. Butik pertamanya dibuka pada tahun 1978 di Via della Spiga, Milan. Bersama kedua saudaranya, Donatella dan Santo, ia berhasil mengerek kejayaan Versace. Kini label tersebut menjadi salah satu ikon mode yang prestisius, dengan penghasilan mencapai € 162,7 juta (2010). Pada tanggal 15 Juli 1997, Gianni ditembak mati di tangga rumahnya yang mewah. Ia dibunuh oleh salah seorang penggemarnya, ketika tengah menikmati pagi di Ocean Drive, Miami Florida. Hingga saat ini, Gianni selalu dikenang sebagai maestro dan pakar adibusana yang jenius. Untuk merangkum perjalanan hidupnya, seorang penulis Amerika Deborah Ball menulis sebuah buku yang berjudul “House of Versace: The Untold Story of Genius, Murder, and Survival.”

Salvatore Ferragamo lahir di Bonito pada tanggal 5 Juni 1898. Dia dikenal sebagai perancang sepatu ternama Italia. Di usia 16 tahun, ia pergi merantau ke Boston untuk bekerja di sebuah pabrik sepatu. Setelah meyakinkan saudara-saudaranya, ia bermigrasi ke Kalifornia dan mendirikan toko reparasi sepatu. Di toko tersebut ia juga menerima pesanan pembuatan sepatu, dimana kalangan selebriti banyak menjadi pelanggannya. Setelah 13 tahun di Amerika, Ferragamo pulang ke Italia pada tahun 1927. Di Firenze ia kembali membuka toko sepatu, dan banyak mengerjakan pesanan orang-orang besar. Indira Baroda, Evita Peron, dan Marilyn Monroe, merupakan tokoh dunia yang kerap mengenakan sepatu hasil karyanya. Ferragamo meninggal pada tahun 1960 dalam usia 62 tahun. Namun namanya tetap hidup sebagai sebuah perusahaan internasional yang memiliki jaringan cukup besar. Kini Salvatore Ferragamo Italia S.p.A, telah memiliki lebih dari 550 mono-brand store yang tersebar di 31 negara. Memperkerjakan sedikitnya 2.900 orang karyawan dengan pendapatan mencapai € 781,6 juta (2010). Pada tahun 1995, Museum Salvatore Ferragamo dibuka untuk umum. Berdiri di Palazzo Spini Feroni Firenze, museum ini memiliki koleksi lebih dari sepuluh ribu model sepatu yang dibuatnya selama empat puluh tahun. Museum ini juga mengoleksi berbagai macam sepatu dari abad ke-18 dan 19, serta beragam bentuk tas sejak tahun 1970.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar