Kamis, 07 Maret 2013

Komisi III: Tangkap Raffi, kinerja BNN tak sesuai harapan


Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap artis Raffi Ahmad dengan barang bukti 2 linting ganja dan 14 sampel zat katinon. Namun, menurut anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding, kinerja BNN itu tidak sesuai harapan padahal pengintaian sudah dilakukan selama berbulan-bulan.

Sudding menilai seharusnya BNN memutus mata rantai mafia narkoba yang diduga dipasok dari luar negeri. Tetapi kalau hasil penangkapan hanya dua linting dan 14 sampel zat katinon belum memenuhi harapan.

"Jangan hanya dua linting ganja, coba ke daerah Jakarta mana sana itu (Kampung Ambon), itu lebih dari dua linting, yang gembong-gembong masuk ke Indonesia," kata Sudding saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama BNN di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/3).

Dia beranggapan, bahwa kasus narkoba yang semakin marak terjadi di Indonesia karena permainan yang luar biasa besar untuk menghancurkan generasi muda Indonesia. "Ada indikasi negara luar untuk melumpuhkan generasi-generasi muda kita, itu permainan desain yang dilakukan oleh negara luar," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Suding meminta agar BNN tidak hanya menangkap pengguna narkoba dengan kapasitas yang kecil. Melainkan juga memutus mata rantai dari mafia-mafia besar yang berkuasa di Indonesia.

"Saya minta BNN untuk memutus mata rantai itu, BND (Badan Narkotika Daerah) itu diberdayakan benar-benar. Jadikanlah pemberantasan narkoba komitmen yang kuat," tegas dia.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Komisi III DPR Al Muzzamil Yusuf. Dia merasa intelijen BNN telah gagal melakukan tugasnya untuk memberantas narkoba. Seharusnya, kinerja BNN lebih dari Densus 88 dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"KPK dengan penyadapan sudah terpublis luar biasa, densus dengan penyadapan juga sangat luar biasa berantas teroris, lalu kok BNN tidak ada? Jika densus menangkap orang-orang di tempat yang tidak jelas, tapi BNN kok tidak bisa melacak di lapas itu?," kata Muzzamil.

Menurut dia, narkoba lebih membahayakan daripada korupsi dan teroris. "Saya punya harapan besar dengan BNN, karena kalau kita bandingkan teroris, korupsi dan narkoba. Kalau menurut saya paling bahaya adalah narkoba, karena narkoba menyerang fisik, mental, nalar dan keluarga," tegas dia.

Untuk memperkuat BNN, dia berjanji akan segera menyiapkan anggaran berapapun yang diminta untuk mendukung kinerja BNN. "Berapa anggaran yang dibutuhkan BNN? Yang harusnya lebih besar dari KPK dan Densus, dukungan apa? Dengan 2012 bebas narkoba, dukungan anggaran seperti apa?," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar